Ilustrasi pertumbuhan ekonomi 140619 andri
Ilustrasi/Liputan6

PM, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap sejumlah strategi yang sudah dikantongi pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen pada 2021.

Pertama, menggelar program vaksinasi covid-19. Saat ini, pemerintah telah mendatangkan vaksin dari Sinovac, perusahaan farmasi China sebanyak 1,2 juta dosis.

Rencananya, vaksin akan didatangkan lagi sebanyak 1,8 juta dosis pada tahun depan. Vaksin akan diberikan ke garda terdepan seperti tenaga kesehatan hingga pelayan publik, seperti Satpol PP, TNI, Polri, dan lainnya, namun tetap diberikan secara gratis kepada masyarakat.

“BPOM akan menganalisa data yang dikirim China, Brasil, dan Bandung sehingga data-data tersebut akan dikaji untuk membentuk safety dan efikasi dari vaksin,” katanya dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021 secara virtual, Selasa (22/12/2020).

Kedua, mengucurkan stimulus fiskal melalui program PEN sebesar Rp372,3 triliun pada tahun depan. Dana ini melanjutkan pemberian PEN pada tahun ini sebesar Rp695,2 triliun.

“Ini disiapkan untuk melanjutkan program pemulihan ekonomi dan mencegah penyebaran covid-19,” katanya.

Ketiga, melaksanakan UU Cipta Kerja yang sudah diterbitkan pada tahun ini. Harapannya, beleid ini bisa menumbuhkan investasi dan memberi iklim yang baik pada aliran modal untuk amunisi pembangunan ke depan.

Keempat, menjalankan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang baru saja dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pemerintah juga sudah menetapkan modal awal LPI sebesar Rp75 triliun dan akan segera menyuntik Rp15 triliun sebagai modal awal pada tahun ini.

Kelima, menyusun Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list sektor-sektor industri yang sekiranya bisa mendapat aliran investasi.

“Ini akan memberikan kepastian, prinsipnya di berbagai bidang akan terbuka kecuali yang dinyatakan tertutup oleh UU,” imbuhnya.

Beberapa strategi lain, yaitu mengembangkan program ketahanan pangan, pengembangan kawasan industri, melanjutkan program mandatory B30, Padat Karya, dan pengembangan ekonomi digital.

“Program Padat Karya ini untuk menyerap tenaga kerja di Pantai Utara Jawa, terkait pembentukan bendungan untuk menjaga bagian utara Jawa agar tidak kena banjir rob,” jelasnya.

Sementara untuk pengembangan ekonomi digital, Airlangga menyatakan pemerintah akan mempercepat dan mengembangkan sektor ini karena nilainya mencapai US$40 miliar. Pada 2025, nilai ekonomi digital diperkirakan tembus US$133 miliar di Indonesia dan US$150 miliar di Asia Tenggara (ASEAN).

Sumber: CNN Indonesia

Komentar