PM, Pidie Jaya – Kinerja Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Pidie Jaya, menuai sorotan. Beredar isu, perekrutan anggota Panitian Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) beberapa waktu lalu, diduga banyak titipan dari oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat.
Salah satu peserta yang ikut mendaftar pada perekrutan Panwascam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pidie Jaya, yang enggan namanya ditulis kepada pikiranmerdeka.co, Jumat (15/12) mengatakan, banyak peserta lulus seleksi merupakan famili dari anggota DPRK Pidie Jaya.
“Dari daftar nama-nama yang sudah lulus tes tulis Panwascam, banyak terdapat famili dari oknum anggota DPRK Pidie Jaya. Hampir di semua kecamatan diwakili minimal dua orang yang berasal dari saudara oknum dewan Pidie Jaya,” kata sumber tersebut.
Sumber tersebut menanyakan dasar hukum dalam melakukan pengrekrutan tenaga Panwascam, yang kelulusan pesertanya dapat ditunjuk langsung oleh oknum anggota DPRK.
“Atau ada dasar hukum kalau perekrutan tenaga Panwaslih Kecamatan boleh ditunjuk oleh anggota DPRK, atau memang harus mengutamakan keluarga anggota DPRK, atau lebih baik dipilih oleh DPRK,” katanya.
Disebutkan, setelah dirinya melakukan pengecekan terhadap nama-nama peserta lulus Panwascam, berhasil diperoleh data peserta yang sudah lulus tes tulis sebagian sanak family anggota DPRK Pidie Jaya.
“Dari data tersebut, ada yang ipar, saudara kandung dan ada juga yang merupakan rekom dari anggota DPRK. Kalau memang ada landasan hukum seperti itu, mendingan tidak usah dilakukan perekrutan secarater buka.Kalaupun dibuka untuk umum seperti ini, kan sama saja seperti penzaliman terhadap pengangguran intelektual, padahal mereka sangat antusias dalam mengikuti proses dan tahapan perekrutan,” paparnya.
Sumber tersebut merasa kecewa dengan sistem perekrutan Panwascam di Kabupaten Pidie Jaya. Hal itu, dikarenakan para peserta yang ikut mendaftar datang dari berbagai kecamatan dengan mengorban waktunya untuk bisa mengikuti seleksi Panwascam tersebut.
“Saya secara pribadi tidak masalah dengan tidak lulus di Panwaslih, tapi setidaknya saya bisa mengukur kemampuan dan bisa belajar lebih tentang tupoksi Panwaslih. Yang membuat saya sangat kecewa, proses perekrutan yang demikian rupa rakyat yang selalu menjadi korban. Bayangkan dari Bandar Baru sampai Bandar Dua, peserta yang mengukuti tahapan proses perekrutan Panwaslih, secara materil dan moril sangat dirugikan kalau proses perekrutannya, seperti yang dilakukan oleh Komisioner Panwaslih Kabupaten Pidie Jaya,” tuturnya.
Terpisah, Ketua Panwaslih Kabupaten Pidie Jaya, Darwis dikonfirmasi mengatakan, semua peserta lulus tes tulis diambil berdasrakan nilai tertinggi. Darwis mengaku tidak mengetahui kalau peserta Panwascam terdapat famili anggota dewan Pidie Jaya.
“Kami tidak tau kalau ada saudara anggota dewan dalam peserta, sebab bagi kami yang lulus itu adalah yang memperoleh nilai tertinggi,” jelasnya.
Darwis menuturkan, untuk per kecamatan anggota Panwascam yang dibutuhkan tiga orang, dan yang lulus tes tulis sebanyak enam peserta, keenamnya, sambungnya Darwis akan kembali dites wawancara, Jumat (16//12).
“Tes wawancaranya pun akan diadakan besok, di setiap kecamatannya hanya tiga orang yang lulus inti, selebihnya lulus cadangan. Kalau terkait adanya tudingan dari masyarakat, saya rasa itu hal yang wajar saja,” pungkasnya.()
Belum ada komentar