PM, Banda Aceh – Sejumlah organisasi masyarakat sipil di Aceh dan Sumatera Utara sepakat meningkatkan konsolidasi dan promosi pengetahuan terkait perlindungan satwa liar di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
Dalam diskusi bertema “Inisiatif Perlindungan Satwa di Kawasan Ekosistem Leuser untuk Kehidupan Berkelanjutan”, Kamis (5/11/2020), semua pihak diharapkan bisa saling berbagi ruang untuk berkontribusi pada isu yang sama.
Katahati Institute sebagai inisiator diskusi ini, misalnya, meyakinkan perlunya pemetaan upaya perlindungan dan penyelamatan satwa di KEL oleh organisasi masyarakat sipil.
Sebagai bahan kampanye, Katahati juga melakukan serangkaian proses perekaman video singkat tentang upaya perlindungan satwa. Video tersebut menghadirkan narasumber dengan durasi 3-5 menit, dan akan dipromosikan melalui website dan sosial media selama periode tertentu.
Sementara itu, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre telah berupaya menyelamatkan satwa orangutan melalui gerakan yang mereka inisiasi, yakni menyebarkan informasi kepada masyarakat untuk tidak memperdagangkan satwa.
“Kepada siapapun, biarkan satwa di rumahnya, jangan sampai diperdagangkan, jika hilang dari populasi maka akan hilang beberapa generasi, hentikan perburuan dan kerusakan,” jelas Fransisca Ariantiningsih, Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre.
Baca juga Rakyat Terancam Jika Abaikan Leuser
Sedangkan terkait pengawasan KEL, Koordinator Forum Konservasi Leuser (FKL), Tezar Fahlevi mengatakan pihaknya telah mengerahkan tim patroli untuk meminimalisir dampak perburuan dan deforestasi di kawasan Leuser.
“Upaya ini juga membantu pemerintah dalam mengembalikan fungsi hutan, restorasi hutan lindung yang telah berubah jadi kelapa sawit, dengan menebang dan menanam kembali dengan harapan kembali seperti sedia kala,” kata Tezar.
Baca juga Peran Perempuan Dalam Penyelamatan Ekosistem Leuser
Pembicara berikutnya, CEO Leuser Coffee, Danurfan, mengatakan dirinya selama ini aktif mengampanyekan perlindungan satwa liar melalui jalur dagang. Para peminat kopi diajak untuk ikut peduli terhadap kawasan ekosistem Leuser.
“Setiap produk kopi yang kita jual, pasti memuat informasi berbagai jenis satwa liar di kemasan tersebut. Kita tempelkan di produk, agar pesan ini tersampaikan ke masyarakat,” pungkasnya. []
Belum ada komentar