Kebijakan Berlatar Politik Transaksional

Kebijakan Berlatar Politik Transaksional
Aryos

Peneliti dari Jaringan Survey Inisiatif (JSI) Aryos Nivada mengatakan, dirinya mengetahui betul usulan pergantian Ketua DPRA sudah lama berada di meja Muzakir Manaf.
Menurut dia, rencana pergantian tersebut juga sudah lama mencuat di internal PA. Namun, selama ini upaya itu terhambat karena ada “kekuatan lain” yang membuat Muhar tetap bertahan.

“Kenapa Tgk Muhar diganti? Mungkin karena hubungan personal Mualem dengan Tgk Ni (tak harmonis). Kemudian juga ada kemungkinan adanya faktor kepentingan yang tak terakomodir,” ujar Aryos, Sabtu pekan lalu.

Baca: Menggulingkan Muharuddin

Pengamat politik ini meyakini, jika pergantian ini dilakukan maka kerugian besar untuk PA. Hal ini dikarenakan suara Tgk Muhar adalah yang terbesar di Pileg 2014 lalu. Apalagi jika dibanding Sulaiman yang terpaut jauh.

Meski begitu, ia mengamini terkait alasan pergantian yang menyebutkan Tgk Muhar lemah dalam kepemimpinannya. Dalam penilaian Aryos, selama ini kelemahan yang paling mendasar Tgk Muhar adalah komunikasi politik. Selain itu, Ketua DPRA selama juga kurang bisa menjaga relasi di internal PA. “Bisa saja, terlalu berat beban yang dipikul Muharuddin, terutama terhadap apa yang menjadi kepentingan Mualem dan Tgk Nie,” katanya.

Namun, lanjut dia, jika dikomparasi perbandingan keduanya, kapasitas Tgk Muhar sangat jauh di atas Sulaiman. Baik dari sisi kekuatan konstiruen maupun modal politik, kata Aryos, Muharuddin jauh lebih unggul. “Jadi, sulit dimengerti apa pertimbagan yang dilihat oleh PA Aceh Utara dalam pergantian ini,” lanjutnya.

Dikatakannya, selama ini tak ada yang mengetahui sepak terjang Sulaiman. “Tak banyak referensi yang diketahui publik tentang dia. Dan, jika jadi diganti, kita tunggu saja bagaimana kinerjanya,” katanya.

Baca: Petinggi PA Kompak Tutup Mulut

Aryos memperkirakan, keputusan pergantian itu sangat tergantung komunikasi Muharuddin dengan Mualem. Jika hubungan itu baik ada kemungkinan diperpanjang, sedangkan kalau tidak otomatis akan diganti. “PA yang lebih tahu siapa kadernya yang paling tepat menjabat ketua DPRA. Jangan sampai sosok yang diganti tidak lebih baik dari yang saat ini menjabat,” ujar dia.

Ia juga mencium adanya politik transaksioanal dalam sukses perebutan kursi Ketua DPRA ini. Menurut dia, dalam logika politik, unsur transaksional pastilah ada. Apalagi dalam politik rasional, sangat dimungkinkan politik transaksional untuk mengamankan posisi Tgk Muhar di kursi Ketua DPRA. Begitu juga sebaliknya, mereka yang mengincar kursi Ketua DPRA juga memugkinkan melakukan hal serupa.

“Tentu Mualem juga membangun bargaining di internal PA untuk mengamankan posisi ataupun menjabat posisi tertentu, pastinya ada kesepakatan di balik semua itu,” beber dosen Ilmu Politik Unsyiah ini.

Polemik di tubuh PA saat ini dinilai Aryos karena berbagai sebab. Di antaranya karena kekalahan Pilkada 2017. Belakangan ini mulai muncul sikap-sikap dari individu yang belum terkonsolidasi di internal PA paska Pilkada. Selain itu, hal ini juga terjadi karena lemahnya pengelolaan manajemen konflik di tubuh PA.

“Ini semua menjadi tangung jawab seluruh kader, bukan hanya pimpinan. Meskipun secara kepartaian, pimpinan yang bertangggu jawab,” pungkas Aryos.[]

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Mengintip Dapur Pisang Sale
Mengintip Dapur Pisang Sale

Mengintip Dapur Pisang Sale

pelantikan wamen
Presiden Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melantik Sekretaris Kabinet dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024-2029, di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024) sore. (Foto: Tangkapan YouTube BPMI Setpres).

Presiden Prabowo Subianto Lantik Sekretaris Kabinet dan Wakil Menteri