Direktur The Aceh Institute Fajran Zain menilai, peluang dua calon gubernur dari jalur independen yang dinyatakan harus memperbaiki bukti dukungan mencapai 160 ribu lebih, begitu berat dipenuhi. Sementara peluang Zaini Abdullah sedikit lebih baik daripada Apa Karya dan Abdullah Puteh.

“Praktis pasangan Zaini Abdullah agak aman dan dua lain sangat berat,” ujar Fajran, Sabtu pekan lalu.

“Seperti kita tahu, bahwa Abu Doto yang sangat mungkin untuk memenuhi kebutuhan. Namun tidak dengan cara membeli KTP seperti yang selama ini mereka gunakan,” sambung dia.

Dilihat dari kekuatan finasial, pasangan Abdullah Puteh diyakini juga bakal mampu memenuhi kebutuhan tambahan dukungan. “Mereka juga punya kekuatan logistik membeli KTP sebanyak itu dan mengarahkan orang untuk mencari KTP dalam waktu yang sangat singkat.”

Fajran menyinggung statemen Irwandi di salah satu media lokal bahwa siap memberikan KTP yang ia miliki untuk membantu calon independen. “Saya melihat pesan yang dikirimkan Irwandi ini ditujukan ke Abu Doto dan Apa Karya agar pasangan ini tetap maju dan memecah suara mantan kombatan GAM,” tutur Fajran.

Irwandi sendiri sudah hampir pasti maju melalui koalisi partai. Sebelumnya ia sudah mengerahkan relawannya untuk mengumpulkan KTP masyarakat. Hal ini dinilai Fajran strategi Irwandi agar Apa Karya dan Doto Zaini tetap maju sebagai Cagub Aceh. “Jika keduanya gagal maju, suara mantan kombatan akan lari ke Mualem,” katanya.

Menyikapi ide kubu Zaini membentuk koalisi independen dinilai Fajran tak mudah terealisasi. Alasannya, tak mudah untuk mewujudkan koalisi tersebut karena tidak adanya perekat ideologi. “Sangat sulit terealisasi koalisi ini karena tidak adanya kesamaan visi masing-masing kandidat independen,” katanya.

Meskipun dibangun sentimen calon independen versus calon dari partai, menurut Fajran, masih sulit diwujudkan.“Misalnya pun Abdullah Puteh gagal maju, dukungan dari pendukung mereka saya rasa akan berpindah ke figur dari partai yang punya kedekatan ideologi dengan mereka,” tutur akademisi UIN Ar-Raniry ini.

Hal ini dapat terjadi karena Abdullah Puteh sendiri merupakan mantan kader Golkar. Menurut dia, jika kemungkinan terburuk Puteh tak bisa maju maka ia dan pendukungnya yang notabenenya berasal dari pengurus Golkar serta mantan birokrat akan mendukung Tarmizi Karim.

Namun dukungan tim Puteh dinilai juga akan menyebar ke berbagai calon lain. Menurut Fajran, sangat sulit memastikan dukungan tersebut bisa ke satu calon tertentu karena pendukung Puteh juba berasal dari berbagai kalangan organisasi.

Peluang dukungan mengalir ke pasangan Zaini–Nasaruddin mungkin bisa terjadi dari para pendukung Apa Karya yang kecewa jagoannya tak lolos verifikasi. “Sejak awal, tak pernah dibangun sentimen calon independen melawan calon dari parpol. Misalnya Apa Karya dan Abu Doto, yang terbangun sejak awal adalah sentimen mantan kombatan. Maka pendukung Apa Karya akan sangat mungkin melabuhkan dukungannya kepada Abu Doto,” pungkas Fajran.[]

Komentar