Dishutbun Aceh Selatan Salurkan Ribuan Bibit Pala, Sawit dan Kakao

Dishutbun Aceh Selatan Salurkan Ribuan Bibit Pala, Sawit dan Kakao
Ilustrasi bibit kakao. |net

PM, TAPAKTUAN – Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Aceh Selatan menyalurkan 17.760 batang bibit pala pada akhir bulan Oktober 2015 lalu kepada 10 kelompok tani di empat Kecamatan dengan luas areal 148 hektar.

Selain Pala, Dishutbun Aceh Selatan juga akan menyalurkan sebanyak 23.700 bibit sawit kepada 13 kelompok tani di lima kecamatan dengan luas lahan mencapai 158 hektar pada bulan November ini. Kemudian menyusul pembagian bibit kakao sebanyak 16.800 batang kepada dua kelompok tani di Kecamatan Tapaktuan dengan luas lahan mencapai 20 hektar.

“Seluruh bibit bantuan ini bersumber dari dana Otsus Kabupaten tahun 2015 yang khusus diperuntukkan kepada kelompok tani yang telah mengajukan proposal serta telah lolos verifikasi oleh tim yang ditunjuk. Bantuan bibit ini muncul dari hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang digelar pada tahun 2014 lalu untuk perencanaan 2015. Sedangkan untuk rencana 2016 segera akan diadakan. Kemungkinan pada 2016 bantuan bibit pala diplot untuk 25 hektar di Kecamatan Trumon,” kata Kepala Dishutbun Aceh Selatan, Ir T Masrul di Tapaktuan, Senin (2/11/15).

Didampingi Kepala Bidang Perkebunan dan Tanaman Keras, Mudasri SP, T Masrul menyebutkan, 10 kelompok tani yang telah menerima penyaluran bibit pala tahun 2015 masing-masing adalah, Jambo Batee Desa Ladang Teungoh dan Tani Subur Desa Panton Bili Kecamatan Pasie Raja.

Selanjutnya, kelompok tani Lubuk Simerah Desa Jambo Apha, Lembah Gunung Tuan Desa Lhok Bengkuang dan Desa Lhok Bengkuang Timur. Kelompok tani Bungong Drien Desa Jambo Papeun, Mount Semen Desa Ie Dingen dan Rajin Bertani Desa Blang Bladeh Kecamatan Meukek. Kelompok tani Giat Tani Desa Gunong Rotan dan Berkat Tani Desa Keumumu Hulu Kecamatan Labuhanhaji Timur.

Dijelaskan bahwa, penerima bantuan yang berjumlah 191 orang petani tersebut, selain disalurkan bibit pala juga menerima obat-obatan pestisida sebanyak 148 kg dan PMLT 2.220 kg serta upah pengelolaan lahan pala sebesar Rp 133.200.000.

Kabid Perkebunan Mudasri menyatakan, luas areal kebun pala milik rakyat di Aceh Selatan saat ini tercatat 14.000 hektar dengan asumsi penana­man 100 batang per hektar. Selalu saja ada serangan hama yang menyebabkan tanaman pala mati. Jumlah tanaman mati  penye­babnya sangat relatif. Selain serangan hama, juga sulit memas­tikan jenis pala jantan dan betina.

“Kadang kala sudah beberapa tahun ditanam, baru ketahuan sebagiannya ternyata adalah pala jantan, sehingga dimusnahkan karena tidak menghasilkan buah, namun ada juga yang mati karena serangan hama ulat penggerek batang dan jamur akar putih,” paparnya.

Sedangkan bibit sawit yang penyalurannya di rencanakan pada bulan November ini, tambah T Masrul, akan diterima oleh 13 kelompok tani masing-masing adalah Kelompok Tani Bina Saudara Desa Jambo Dalem, Baru Bangun Desa Alue Bujok dan Sejahtera Bersama Desa Krueng Luas Kecamatan Trumon Timur.

Berikutnya, kelompok tani Jaya Bersama dan Ingin Subur Desa Krueng Batee, Kecamatan Trumon Tengah. Kelompok tani Lembah Harapan Desa Panton Bili, Malaka dan Beudoh Rakan Desa Keude Trumon, Jasa Tamita Desa Sigleng Kecamatan Trumon. Kelompok tani Jaya Bersama Desa Keude Bakongan dan Ulee Glee Desa Ujong Mangki Kecamatan Bakongan. Kelompok tani jaya Desa Ujong Padang Asahan dan Damai Sejahtera Desa Pulo Ie II Kecamatan Pasie Raja.

“Penerima bibit sawit yang berjumlah sebanyak 241 orang petani ini, selain disalurkan bibit juga menerima obat-obatan herbisida 316 liter dan PMLT sebanyak 2.370 kg serta upah pengelolaan lahan kelapa sawit sebanyak 132.720.000,” sebut T Masrul.

Untuk penyaluran sebanyak 16.800 batang bibit kakao yang juga direncanakan pada bulan November 2015 ini, tambahnya, akan diterima oleh dua kelompok tani masing-masing Cempala Rimung dan Tani Lestari Desa Panton Luas Kecamatan Tapaktuan.

“Penerima bantuan bibit kakao sebanyak 40 orang petani ini, selain menerima bibit siap tanam juga menerima obat-obatan pestisida sebanyak 40 kg dan PMLT sebanyak 400 kg serta upah pengelolaan lahan kakao sebesar Rp 18 juta,” tandasnya.

 

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait