Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui satelitnya mendeteksi enam titik panas di Aceh. Titik-titik itu terdeteksi pagi tadi, Kamis (29/3).

“Pagi ini, terdeteksi satelit Terra dan Aqua, ada enam titik panas di Aceh,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Zakaria, seperti dilansir dari laman republika.co.id.

Titik panas ini merupakan titik yang bertahan sejak kemarin, Rabu (27/3) sore, karena wilayah terkonsentrasi masih sama di dua daerah di provinsi paling Barat Indonesia tersebut. Zakaria menyebutkan, dari keenam titik panas ini, lima titik di antaranya terdeteksi berada di Kabupaten Aceh Timur, dan sisanya satu titik panas di Kabupaten Aceh Tamiang.

Di wilayah Aceh Timur, lima titik panas itu tersebar merata yakni satu titik di kecamatan, seperti Banda Alam, Birem Bayeun, Indra Makmur, Pante Beudari, dan Simpang Jernih. Sedangkan satu titik panas di Aceh Tamiang berada di Kecamatan Manyak Payet, dan memiliki tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan 74 persen.

“Kalau yang lima titik panas (Aceh Timur), tingkat kepercayaan mulai dari 46 persen, 56 persen, 63 persen, 69 persen, 74 persen,” sebut dia.

Dari enam titik panas ini, ujarnya, hanya terdapat dua titik yang patut diduga sebagai titik api, karena memiliki tingkat kepercayaan di atas 71 persen. Namun menurutnya, dugaan ini masih butuh pengecekan ulang dari instansi terkait. Apalagi Aceh yang saat ini memasuki musim kemarau.

Masih melansir republika.co.id, Pemerintah Aceh di tahun 2017 lalu sudah berencana membentuk tim brigade pengendalian kebakaran hutan dan lahan untuk mencegah terjadinya kebakaran, terutama di lahan bergambut.

Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjanjikan pihaknya akan merancang formulasi tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan sebagaimana yang diarahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. ()

Komentar