Banjir dan Longsor Meluas di Kawasan Aceh Timur

Kota Langsa digenangi banjir. (Dok. Pusdalops BPBA)
Banjir di Aceh Timur. (Dok. Pusdalops BPBA)

PM, Langsa – Akibat curah hujan yang tinggi, sebagian besar kecamatan di Kota Langsa digenangi banjir dan longsor. Minggu pagi (3/1/2021), tanah longsor terjadi di Desa Sukajadi Makmur, Kecamatan Langsa Baro, pukul 07.20 WIB.

Informasi yang diperoleh dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Aceh, curah hujan yang tinggi menyebabkan tebing menuju jalan ke perkebunan warga setempat tergerus. Akibatnya, material longsor menutupi badan jalan sehingga aktivitas warga terhambat.

“Kondisi terakhir, longsor yang terjadi di dua titik masih dalam pantauan BPBD Kota Langsa. Petugas mengimbau warga semakin berhati-hati dan waspada dengan longsor susulan,” jelas Staf BPBA, Haslinda kepada awak media.

Berita Terkait:

Hasil update di lapangan, banjir juga merendam puluhan desa di Aceh Timur, yakni di Kecamatan Idi Timur, Peudawa, Darul Ihsan, Idi Tunong, Peureulak, Birem Bayeun, Ranto Peureulak, Indra Makmu dan Rantau Selamat.

Banjir. (Dok. Pusdalops BPBA.)
Banjir. (Dok. Pusdalops BPBA.)

Sementara longsor juga terjadi di Desa Alue Sentang, Kecamatan Birem Bayeun dan Desa Paya Awe di Idi Tunong. “Ini akibat hujan deras yang terjadi sehingga menyebabkan banjir dengan ketinggian air 20 – 50 cm, dan terus meningkat hingga 100 cm,” terangnya.

Tanah longsor. (Dok. Pusdalops BPBA)
Tanah longsor. (Dok. Pusdalops BPBA)

BPBD Kabupaten Aceh Timur langsung menurunkan Satgas Penanggulangan Bencana untuk melakukan pendataan, evakuasi banjir dan menyalurkan bantuan masa panik.

Banjir di Aceh Utara

Di saat yang sama, BPBA juga menginformasikan banjir yang terjadi di Aceh Utara. Sejak Sabtu pagi (2/1/2021), banjir menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Lhoksukon, Pirak Timu, Tanah Luas, Matangkuli, Simpang Keuramat dan Syamtalira Bayu.

“Hujan deras menyebabkan meluapnya Kruen Keureuto, Krueng Pirak, Krueng Pase dengan ketinggian air bervariasi 20 – 100 cm di enam kecamatan,” ujar Haslinda.

Luapan air juga menyebabkan tanggul di Batu VI, Lhoksukon jebol sehingga pemukiman penduduk tergenang banjir. Diketahui warga di Kecamatan Matangkuli mengungsi di Center BPBD dan meunasah setempat sejak Sabtu malam tadi.

Belum ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, debit air meningkat di beberapa sungai yang ada di Aceh Utara. “Kondisi sementara ketinggian air sungai 5,5 meter. Kabupaten Aceh Utara secara merata masih diguyur hujan,” ujarnya.

Hingga kini, petugas berupaya untuk menampung dan menanggulangi kebutuhan para pengungsi, salah satu yang mendesak yakni mendirikan dapur umum dan perbaikan tanggul yang jebol akibat luapan air. (*)

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait