Oleh: Humaira Anwar Aku terbiasa menunggu kedatanganmu di warung kopi, tentu saja. Kau selalu mampir dengan laptopmu di sudut meja sana, memesan kopi hitam gelas...
Percayalah, segala-gala tentang kekacauan ini berpangkal kepada satu nama saja: Asnidar Tari, bungsu dari keturunan Haji Musa. (Sumber: Khatamudin Khatam)