Pesta Gol Bang Carlos…

Pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin (Foto Ist)
Pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin (Foto Ist)

Aminullah Usman menguasai perolehan suara seluruh kecamatan di Banda Aceh. Ibarat pertandingan bola, pria akrab disapa Bang Carlos ini membombardir gawang lawan dari semua lini.

Pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin mengasai perolehan suara di semua kacamatan di Kota Banda Aceh. Keberhasilan pasangan ini mengalahkan pasangan wali kota petahana, Illiza Sa’aduddin Djamal-Farid Nyak Umar dalam Pilkada Kota Banda Aceh 2017 di luar prediksi banyak pihak.

Sebelumnya, pasangan Illiza-Farid dalam beberapa survei diunggulkan sebagai juara. Pasangan ini mengantongi 18 kursi dari koalisi partai, yaitu Partai Demokrat 5 kursi, PA 4 kursi, PKS 4 kursi, PPP 3 kursi, PKPI 1 kursi, dan PDA 1 kursi. Sementara pasangan Amin-Zainal didukung Partai Nasdem 4 kursi, Golkar 3 kursi, PAN 3 kursi, dan Gerindra 2 kursi.

Namun, hasilnya di luar dugaan. Dari hasil hitung (real count) sementara data perolehan suara form C1 Kota Banda Aceh di laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sabtu, 18 Februari 2017 pada pukul 21.20 WIB, Amin-Zainal mendapatkan 52.509 atau 67,10 persen suara. Perolehan ini jauh mengungguli Illiza-Farid yang hanya mendapatkan 25.742 atau 32,90 persen suara.

Rekapitulasi subwilayah sementara di laman KPU juga menunjukkan bahwa pasangan Amin-Zainal berhasil menang di seluruh kecamatan yang ada di Banda Aceh. Di Kecamatan Baiturrahman, Amin-Zainal mendapatkan 72,1 persen suara, Banda Raya 63,4 persen, Jaya Baru 66,1 persen, Kuta Alam 69,4 persen, dan Kuta Raja 70,5 persen.

Kemudian Kecamatan Lueng Bata 69,0 persen, Meuraxa 65,6 persen, Syiah Kuala 60,3 persen, dan terakhir Ulee Kareng 66,7 persen. Dari sembilan kecamatan ini, Baiturrahman menjadi kecamatan dengan perolehan tertinggi, sementara Syiah Kuala mendapatkan perolehan suara terendah.

Sedangkan di tingkat desa, perolehan suara Amin-Zainal tertinggi didapatkan di Peunayong, Kecamatan Kuta Alam sebesar 90,9 persen. Perolehan tertinggi kedua ditempati Lampaseh Aceh, Kecamatan Meuraxa yang merupakan kampung Aminullah, yaitu 89,4 persen suara. Sementara yang terendah berada di Gampong Blang kecamatan yang sama sebesar 43,2 persen.

Hebatnya, pasangan ini juga nyaris unggul di semua desa. Dari seluruh desa dalam sembilan kecamatan di Banda Aceh ini, Amin-Zainal hanya kalah suara di tiga desa.

Selain Gampong Blang, Paslon nomor urut 2 ini kalah di Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam yang merupakan kampung calon wali kota petahana, Illiza Sa’aduddin Djamal sebesar 44,7 persen dan Tibang, Kecamatan Syiah Kuala (48,0 persen).

Pencapaian ini jauh berbeda dengan perolehan suara yang didapatkan baik oleh Illiza maupun Aminullah pada Pilkada Kota Banda Aceh tahun 2012 lalu. Saat itu, ada lima Paslon yang bersaing.

Baca: Jejak Kemenangan Amin-Zainal

Illiza yang pada waktu itu berstatus sebagai wakil wali kota petahana maju kembali sebagai calon wakil wali kota bersama mendiang wali kota petahana, Mawardi Nurdin sebagai paslon nomor urut 4.

Pasangan ini ditetapkan sebagai pemenang dengan perolehan 37.598 suara dari total 89.421 atau 43,43 persen. Sementara Aminullah yang maju sebagai calon wali kota berpasangan dengan Muhibban Hajat hanya mendapatkan 28.448 atau 33,91 suara.

Pengamat politik Unsyiah, Effendi Hasan menyatakan perbedaan hasil Pilkada pada 2012 dan 2017 di Banda Aceh ini menunjukkan perubahan mendasar dari orientasi pemilih di Banda Aceh saat ini.

“Saya pikir masyarakat menginginkan sosok wali kota baru yang bisa membawa Banda Aceh menjadi lebih baik. Ini menjadi pelajaran bagi siapapun yang akan mencalonkan diri sebagai wali kota ke depan,” ujarnya kepada Pikiran Merdeka, Sabtu pekan lalu.

Ia menambahkan, sosok wali kota yang diinginkan warga Banda Aceh saat ini adalah yang bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat seperti pasokan air bersih, daya listrik yang stabil, lalu lintas yang tak terhambat kemacetan, dan hal-hal lainnya.

“Dia (wali kota) harus bisa melakukan sesuatu yang mengakomodasi kebutuhan dan keikutsertaan masyarakat,” katanya.

Selain itu, Effendi menekankan pentingnya peran pemilih pemula dalam Pilkada kali ini. Mereka menilai selama pemerintahan wali kota petahana, Illiza tak mengakomodasi aspirasi kaum muda serta tak memberikan perubahan yang berarti di Banda Aceh.

Karena itu, sambungnya, mereka menunjukkan tren baru dengan memilih sosok alternatif yang dinilai peduli dan memiliki kedekatan dengan para pemuda. Dengan begitu, perolehan suara petahana pun merosot tajam.

Hal senada disampaikan analis politik Aceh Institute, Danil Akbar Taqwadin. Menurutnya, keinginan warga Banda Aceh merasakan kepemimpinan sosok yang berbeda menjadi faktor dominan sehingga membuat hasil pilkada sebelumnya dengan saat ini bertolak belakang.

Baca: Ketika Kalah Mulai Membayang

“Melihat track record Aminullah Usman dan Zainal Arifin, mereka lebih dikenal masyarakat Banda Aceh, terutama kalangan muda dan mereka ingin merasakan aura kepemimpinan yang baru dan mungkin berbeda dengan sebelumnya,” kata Danil melalui Whatsapp, Jumat pekan lalu.

Aminullah dalam konferensi yang digelar di rumahnya di Lampaseh Aceh, Kecamatan Meuraxa menyampaikan terima kasih kepada partai politik yang mengusungnya, para timses, serta semua pihak yang telah mendukungnya dalam Pilkada Kota Banda Aceh 2017.

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

IMG 20201109 WA0017
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menghadiri rapat paripurna DPRA dalam rangka penyampaian laporan dan pembahasan Rancangan Qanun Aceh Tentang Pertanggungjawaban dan Pelaksanaan APBA Tahun Anggaran 2019, di Gedung DPRA, Banda Aceh, Senin (9/11/2020). (Foto/Humas)

Realisasi Anggaran Pendapatan Aceh Capai 100,38 Persen

MaTA Minta Pansel KIP Terbuka
Koordinator bidang Hukum dan Politik MaTA, Baihaqi. (Ist)

MaTA Minta Pansel KIP Terbuka