Ilustrasi: Antara

PM, Sumut – Badan SAR Nasional (Basarnas) memperpanjang waktu pencarian korban penumpang dan bangkai kapal motor KM Sinar Bangun. Kapal kayu berbobot 17 gross tonnage itu tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatra Utara pada Senin (18/6) petang.

Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan mengatakan pencarian tim kembali diperpanjang tiga hari hingga Sabtu (30/6) mendatang. Langkah ini ditempuh sesuai perintah Kepala Basarnas Muhammad Syaugi.

“Ini proses perpanjangan yang kedua. Ini pencarian hari ke-11. Operasi perpanjangan dilakukan sore kemarin pukul 18.00 WIB dari Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi itu menyatakan perpanjangan yang kedua dari tanggal 28 hingga 30 Juni,” kata Budiawan kepada KBR, Kamis (28/6).

Budiawan melanjutkan, hujan deras sempat melanda kawasan perairan Danau Toba pada pukul 06.00 WIB. Cuaca buruk itu membuat operasi pencarian tim pada hari ke-11 baru dimulai pukul 08.00 waktu setempat. Pelacakan tim gabungan juga masih menggunakan alat Remotely Operated Vehicle (ROV) dan pukat harimau.

Iklan Duka Cita Thanthawi Ishak dari BPKA Dan SAMSAT

“Sekarang cuaca sudah bagus. Sudah cerah, jadi kami bergerak pukul 08.00 menggunakan alat ROV, dan menggunakan pukat harimau. Ada dua kapal KMP Sumut I, dan KMP Sumut II untuk memakai pukat harimau di dua target yang kami temukan kemarin,” kata dia melanjutkan.

Penggunaan pukat harimau dalam proses pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun diharapkan mampu menghasilkan titik cerah. Mengingat berbagai cara sudah dipakai Tim SAR Gabungan untuk menemukan bangkai kapal kayu yang diduga ada di kedalaman 490 meter Danau Toba.

“Kami berusaha segala cara sudah dilakukan, di permukaan air juga menggunakan perahu karet untuk penyisiran. Kami harapkan saja mudah-mudahan maksimal alat ini ROV dan pukat harimau.”

Pada proses pencarian hari ini, sekitar 300 personel dikerahkan karena penggunaan alat pukat harimau membutuhkan banyak orang. Tiga helikopter dari Basarnas, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Simalungun pun turut menyisir dan memantau lokasi pencarian dari udara.

“Banyak didukung untuk menggunakan pukat harimau, kami juga dapat bantuan relawan dari Pemkab Samosir, 50 personel. Kekuatan kami harus ditambah karena alat pukat harus banyak yang menariknya,” kata Budiawan.

Menurut data Basarnas, 21 orang dinyatakan selamat dari insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Sementara 3 penumpang ditemukan meninggal dan 164 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

Sumber: kbr.id

 

Komentar