Sanggar seni Mirah Delima, Universitas Almuslim, Peusangan, Bieruen, berhak tampil di negara matahari terbit, Jepang. Mereka akan berangkat tahap kedua pada 2013. PIKIRAN MERDEKA/IST

Tari SamanJakarta—Puluhan pagelaran seni dan budaya dari dalam dan luar negeri ditampilkan dalam Festival Budaya Anak Bangsa 2013 yang berlangsung di Teater Kecil Taman Ismail Jakarta sejak Jumat (22/11) sampai Minggu (24/11).

Hari ini saja ada 15 pagelaran, termasuk di antaranya Opera Ande-Ande Lumut, Orkestra dan Tari Minang, Tari Bajidor Kahot dan Tari Saman. Mayoritas pengisi acaranya anak-anak dan remaja.

“Anda bisa lihat anak-anak tadi begitu terampil menari, semua tidak akan terjadi jika orang tua tidak mendukung,” kata Oetari Noor Permadi, Ketua Panitia Festival Anak Bangsa 2013.

Pemimpin Lembaga Mekar Pribadi itu mengatakan, dukungan orang tua sangat penting untuk membantu anak-anak dan generasi muda mengenal dan mencintai kekayaan budaya negeri.

“Luar biasa, didukung orang tuanya, anak-anak dengan semangat menampilkan yang terbaik,” kata Oetari.

“Banyak sekolah bisa menampilkan pagelaran budaya lebih jauh karena memang ada dukungan dari orang tua,” katanya.

Ia mengatakan, sinergi antara orang tua, sekolah dan pemerintah sangat diperlukan untuk melestarikan budaya Indonesia dan menyebarluaskannya ke mancanegara.

“Pagelaran seni budaya tidak perlu besar-besaran, asal rutin di tingkat RT sudah bisa mengenalkan identitas Indonesia kepada anak-anak kita,” kata Oetari.

“Kita bisa lihat Tari Saman, sekarang dari Aceh sampai Papua sudah mengenalnya. Tinggal bagaimana mengemasnya melalui banyak festival untuk mempromosikan budaya kita, maka negara lain akan kenal dan belajar budaya kita dan Tari Saman ada dimana-mana,” tuturnya.

Strategi budaya

Oetari memuji strategi budaya Korea Selatan yang bisa membuat K-Pop mendunia dan berharap suatu saat kebudayaan Indonesia bisa menjadi primadona bagi bangsa sendiri dan masyarakat dunia.

“Kita bisa melihat K-Pop dengan ikonnya Psy, itu adalah bagian dari strategi seni budaya yang matang,” katanya.

Indonesia yang memiliki banyak dan beragam budaya, menurut dia, juga memerlukan strategi budaya yang kuat dan matang untuk menduniakan budayanya.

“Tugas pemerintah untuk memilih budaya mana yang bisa mewakili Indonesia,” katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah harus berperan aktif menyediakan fasilitas pengembangan budaya dan menyelenggarakan beragam kegiatan budaya bagi masyarakat.[ant]

Komentar