Jakarta—Pemilu 2014 menjadi saksi kemenangan PDIP, meratanya kekuatan partai Islam dan munculnya kuda hitam. Namun ada juga partai lama yang tetap stagnan meski sudah didongkrak oleh pengusaha sukses.
Partai Gerindra mengikuti jejak PD yang fenomenal di Pemilu 2009 silam. Meski tak langsung melejit, Gerindra membuktikan mampu masuk 3 besar hanya dalam dua Pemilu. Selain Gerindra, ada Partai NasDem yang menyodok di posisi atas di pemilu perdananya.
Pada debut di Pemilu 2009 silam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) meraih suara 4.642.795 (4,46%) dengan jumlah kursi 26. Hasil tersebut menempatkan Gerindra sebagai fraksi terkecil kedua dari bawah. Posisi Gerindra di parlemen hanya lebih baik dari Partai Hanura yang mengantongi 17 kursi setelah meraih 3,77% suara.
Meski perolehan suaranya tak sampai 5%, Gerindra tetap menantang Pilpres 2009. Kolaborasi PDIP-Gerindra kala itu mengusung Mega-Prabowo. Sama dengan Gerindra, Hanura juga langsung mengadu nasib ke Pilpres berkolaborasi dengan Golkar, dengan mengusung JK-Wiranto.
Meski demikian hasilnya tak menggembirakan. Kedua kandidat itu tumbang atas dominasi SBY-Boediono di putaran pertama Pilpres.
Melupakan kekalahan masa lalu, Gerindra dan Hanura menatap Pemilu 2014 dengan optimistis. Gerindra yang dipimpin Prabowo dan Hanura yang digawangi Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo bak berlomba serangan udara. Namun hasilnya berbeda.
Hasil quick count Pemilu 2014 yang menempatkan Gerindra meraih sekitar 12% membuat mimpi capres Prabowo Subianto untuk berlaga di Pilpres kembali terbuka lebar, sang jenderal tersenyum lebar. Sebaliknya, Hanura yang hanya meraih suara 4,86% tak lagi bicara lantang soal Pilpres.
“Saya berkumpul di sini untuk melihat quick count bersama-sama. Hasilnya memang di luar ekspektasi kita. Tapi itulah politik. Namun kita masih memiliki harapan,” ujar Ketum Hanura Wiranto di Gedung MNC Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014) petang.
Berbeda dengan dua partai yang lebih dulu berlaga di Pemilu itu, Partai NasDem muncul dengan raihan suara quick count yang cukup mengejutkan, mencapai 6,90%. Untuk ukuran partai baru cukup lumayan, apalagi ada garansi masuk ke Senayan.
Lalu apakah tiga partai yang dikomandani ‘sempalan Golkar’ ini bakal membuat kejutan di Pilpres? Kita lihat saja nanti.[dtc]
Belum ada komentar