PM, Sigli – Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Jabal Ghafur (Unigha) menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Yayasan Pembangunan Kampus Unigha, Keunire, pada Senin (19/5/2025).
Massa aksi mulai memadati halaman gedung sejak pukul 09.00 WIB dalam bentuk unjuk rasa damai. Sebelumnya, pada Jumat (16/5/2025), aksi serupa juga digelar di Kampus Induk, Gedung Rektorat, Glee Gapui.
Aksi kali ini disertai pembakaran ban dan penyegelan gedung baru milik Yayasan Unigha, membuat suasana menjadi tegang dan mencekam hingga berita ini diturunkan.
Koordinator aksi, Muhammad Al-Ghazali, menyampaikan tuntutan utama mahasiswa, yakni mendesak dilakukannya penyelidikan atas dugaan korupsi dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi mahasiswa angkatan 2024 yang dikelola oleh Yayasan Pembangunan Universitas Jabal Ghafur.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut transparansi dalam pengelolaan anggaran pembangunan kampus, termasuk pembangunan di Kampus B Meureudu, Pidie Jaya. Mereka menilai selama ini pengelolaan dana dilakukan tanpa keterbukaan.
“Kami tidak ingin Kampus Unigha dijadikan sapi perahan tanpa adanya setetes pembangunan di Glee Gapui ini,” tegas Muhammad Al-Ghazali dalam orasinya.
Mahasiswa juga menyuarakan penolakan terhadap kebijakan perubahan statuta kampus yang menggabungkan enam fakultas menjadi tiga. Contohnya, Fakultas Teknik digabung dengan Fakultas Pertanian, serta Fakultas Hukum disatukan dengan Fakultas Ekonomi.
Menurut mereka, kebijakan tersebut keliru, dilakukan secara sepihak, dan dinilai menyimpang dari nilai-nilai akademik. Perubahan itu juga dianggap berpotensi merugikan mahasiswa dari berbagai jurusan serta menurunkan kualitas pendidikan di Unigha dalam jangka panjang.
“Kami menolak dengan tegas,” tutup Al-Ghazali.
Belum ada komentar