Banda Aceh – Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) berusia delapan tahun yang berada dalam kandang penangkaran di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh, mendadak mati pada Sabtu siang kemarin, 22 Februari 2014. Dari pemeriksaan awal, hewan dilindungi itu mati karena sakit dan tidak mau makan.

Marsono, penjaga satwa di BKSDA Aceh, mengatakan tidak ada yang mengetahui secara persis kapan beruang madu itu mati. Kematian itu diketahui setelah tercium bau busuk dari arah kandang.

“Tapi memang tidak mau makan karena sudah sakit,” katanya.

Menurut Marsono, sudah sepekan beruang madu itu sakit. Dokter BKSDA juga sudah melakukan perawatan dan pengobatan secara khusus terhadap hewan itu. Tapi kondisinya memburuk dan mati.

Iklan Duka Cita Thanthawi Ishak dari BPKA Dan SAMSAT

Beruang madu itu sudah dipelihara BKSDA sejak 7 tahun lalu. Hewan itu adalah serahan dari masyarakat. Hingga kini belum diketahui penyebab pasti kematian beruang madu itu. Sebelum ramai diberitakan, tidak ada petugas selain Marsono di BKSDA Aceh pada Sabtu kemarin. Pintu kantor bahkan terkunci.

Karena tidak ada petugas, bangkai beruang madu itu dibiarkan saja di kandang hingga mengeluarkan aroma tidak sedap. Menurut catatan, kematian hewan di BKSDA Aceh sudah dua kali terjadi.

Sebelumnya pada tanggal 2 Oktober 2012. Seekor harimau Sumatera mati saat akan diterbangkan ke Kebun Binatang Surabaya (KBS). Saat ini, di Kantor BKSDA Aceh masih terdapat beberapa satwa yang dilindungi. Diantaranya, beruang madu, lutung dan beberapa unggas. Semua binatang itu masuk dalam kategori satwa yang dilindungi. [nasional.news.viva.co.id]

Komentar