Razali Yusuf

PM, Banda Aceh – Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), dinilai gagal dan tidak serius dalam memperjuangkan bendera Bulan Bintang.

Tudingan tersebut disampaikan oleh Ketua Lembaga Acheh Future Razali Yusuf, menanggapi polemik pengibaran bendera Bulan Bintang di kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) yang saat ini menjadi perbicangan di masyarakat.

“Kami sangat menyesalkannya, DPR Aceh terkesan kurang serius dalam menjalankan amanah dan janji waktu kempaye,” ujar Razali Yusuf, Minggu (10/6) malam.

Bila DPR Aceh tidak mampu meyelesakan amanah MoU dalam UUPA, kata dia, sebaiknya masalah bendera disimpan saja.

“Menurut kami, DPR Aceh telah gagal dalam memperjuangkan qanun bendera. Mengapa bukan DPR Aceh yang melakukan hal tersebut, karna tiang bendera sudah disediakan sebelumnya,” tanya Razali.

“DPR Aceh lalai. Bila bendera tersebut perintah qanun, mengapa pihak DPRA tidak menaikan sendiri di kantornya dan mengapa Polisi menurunkan bendera tersebut di kantor YARA, ini terbukti bahwa qanunnya belum rampung dibuat,” ucapnya.

Meski demikian, sambungnya, Lembaga Acheh Future menyayangkan bendera Bulan Bintang yang dibumbui dengan darah dan nyawa para syuhada pejuang Aceh, dikibarkan tidak seperti ruh perjuangan.

“Kita tidak menyalahkan YARA, tapi disaat mengibarkan berdera Bulan Bintang harusnya diawali dengan lantunan Azan dan diumumkan kepada seluruh rakyat Aceh,” tukasnya.

Sebelumnya, sejumlah pengurus YARA mengibarkan bendera Bulan Bintang pada Hari Minggi (10/6) pagi sekira pukul 09.00 Wib, di Gampong Keramat, kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.()

Komentar