Ketika muka masam tak lagi menjadi solusi menyadarkan masyarakat Aceh untuk taat berlalu-lintas, polisi pun andalkan suara merdunya.
Oleh Makmur Dimila
Semangat melayani masyarakat yang dimiliki anggota Polisi Lalu-lintas (Polantas) Aceh Besar dilihat oleh AKP Abdul Mutholib sedang menurun saat itu. Dia paham betul penyebabnya.
Bahwa anak buahnya bekerja keras melayani masyarakat 24 jam dengan ketentuan berlaku. Namun kerap mendapat persepsi buruk dari masyarakat, seperti diterima oleh Polri pada umumnya terutama dalam menertibkan lalu-lintas di jalanan.
Satu hari di bulan November 2014, dia mengumpulkan anak buahnya yang punya bakat terpendam di bidang musik. Dia curahkan pikiran ke Brigadir Fajri Pratama Syahputra yang disapa Abenk.
“Abenk, kawan-kawan kita kayaknya down dengan kondisi ini,” AKP Abdul Mutholib menceritakan ulang penggarapan ‘Polantas Sejati’ kepada Pikiran Merdeka, 21 Januari 2016, saat video klip lagu itu sudah ditonton oleh lebih 46 ribu netizen.
“Kita perlu coba cari strategi baru nih, kita ciptakan lagu untuk menyemangati mereka. Kita semangati lewat musik,” sambungnya.
Ditekankan, lagu itu dibuat untuk menyuntik spirit ke aggota Polantas Aceh Besar agar tetap bekerja sesuai dengan ketentuan, berperilaku baik, dan bertugas dengan benar, di tengah kondisi drop.
Ide terjalin. Nongkrong-nongkrong, mereka susun konsep lagu serta video klipnya. Juga membentuk band bernama Traffic Police Band Aceh Besar. Lirik lagu ditulis Abenk.

Setelah digarap, ‘Polantas Sejati’ cukup menyemangati kalangan internal Polres Aceh Besar. Hingga setahun lebih, ia tak pernah disiarkan. Bukan karena tak punya waktu, tapi niat band itu cuma untuk menghibur dan meningkatkan semangat bertugas sesama anggota kepolisian.
Saran-saran lantas bermunculan agar lagu itu bisa didengar oleh masyarakat luas. Dan pada awal Januari 2016, Kapolres Aceh Besar AKBP Heru Novianto yang juga gitaris band itu menegaskan kepada kawan-kawannya, per Januari harus ada video klip Polantas Sejati untuk disiarkan ke masyarakat.
“Jadi, sebelum saya serah-terima jabatan sebagai Kabag Ops (Kepala Bagian Operasi) Polres Aceh Jaya kemudian, saya ditugaskan untuk menyelesaikan klip itu,” kenang Abdul Mutholib.
Klip video itu sesuai konsep yang sudah dibuat saat pembentukan band, lantas diproduksi selama satu minggu. Mengambil beberapa lokasi syuting.
Selain adegan pelayanan lalu-lintas di wilayah tugas Aceh Besar, gambar juga diambil di objek wisata seperti Pantai Alue Naga di Banda Aceh dan Bukit Lamreh di timur Aceh Besar.
“Kita memang mengambil beberapa lokasi syuting seperti itu. Di samping kita pendekatan dengan masyarakat, juga membantu Pemkab Aceh Besar dan Pemprov Aceh, bahwa di Aceh itu banyak spot panorama alam yang luar biasa, sehingga orang luar yang melihat video itu tertarik untuk mengunjunginya,” ujarnya.
Video yang diproduksi IMM Productions itu pun diunggah ke Youtube per 11 Januari 2016. Berjudul ‘Polantas Sejati – Traffice Police Band Aceh Besar’.
Menurutnya, pembuatan video klip itu bukan untuk komersial. Melainkan cara baru mereka untuk semangati anggota Polantas. Sekaligus menyasar hati masyarakat dengan hiburan, tak seperti sebelumnya yang selalu melakukan pendekatan konvensional.
Di masyarakat Aceh misalnya saat ini sering didapati suara yang memposisikan polisi sebagai momok menakutkan.
“Orangtua kalau nakut-nakutin anaknya kan sering bilang, ‘Panggil Pak Polisi, ya!” tutur Abdul Mutholib. “Kita berharap anggapan seperti itu akan hilang dengan adanya video klip lagu ini.”

Publikasi single perdana Traffic Police Band Aceh Besar mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. Ia berharap ke depannya akan ada lagu-lagu baru semisal bertema Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), bahaya narkoba, dan keselamatan lalu-lintas.
Layaknya perpisahan yang manis, Abdul Mutholib pun mendapatkan kado terindah ‘Polantas Sejati’ dari anak buahnya di Satlantas Polres Aceh Besar.
Kesuksesan band Polantas menambah daftar prestasi Polri di Aceh dalam melayani masyarakat. Sebelumnya di Banda Aceh sudah dikenal program Polisi Meu Pep-pep Aceh untuk menyadarkan masyarakat pentingnya keselamatan di jalan raya.
Polisi Meu Pep-pep itu dipelopori oleh AKBP Adnan, Kasubditdikyasa Lantas Polda Aceh, yang khas dengan seruan “Nyan…Nyan..!” dari dalam mobil patrolinya, setiap mendapati pengendara yang tidak menaati aturan lalu-lintas.[Tabloid Pikiran Merdeka edisi 108, 25-31 Januari 2016]
Belum ada komentar