Barack dan Hillary (Foto polichicksonline.com)
Barack dan Hillary (Foto polichicksonline.com)
Barack dan Hillary (Foto polichicksonline.com)
Barack dan Hillary (Foto polichicksonline.com)

Washington—Setelah mengalahkan lawannya, Mitt Romney dari Partai Republik, dalam pemilihan presiden yang baru lalu, Barack Hussein Obama kini tengah mempersiapkan kabinet Obama-Biden II yang akan diresmikan setelah ia dilantik bulan Januari 2013.

Beberapa nama yang selama ini membantunya, termasuk Hillary Clinton yang duduk di kursi menteri luar negeri dipastikan akan hengkang. Selain Hillary yang mantan the first lady itu, Timothy Geithner juga akan melepas kursi menteri keuangan. Press Secretary Gedung Putih Jay Carney dan Jaksa Agung Eric Holder juga diperkirakan tidak akan terlibat dalam kabiney Obama-Biden II.

Selama bertugas sebagai menteri luar negeri, Hillary Clinton mampu menjadi jembatan yang baik antara kubu Demokrat dan Republik dalam hal kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Gagasan Hillary yang dikenal sebagai Trans-Pacifik dianggap brilian sebagai kompas baru di saat Amerika Serikat menghadapi tantangan yang lebih nyata di depan mata, baik dalam hal keamanan, perdagangan dan ekonomi, juga pengaruhnya di negara-negara sekutu. Sedikit banyak, Hillary Clinton berhasil membawa warna baru dalam kebijakan luar negeri AS.

Sejumlah nama diperkirakan akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan Hillary Clinton. Misalnya, Senator John Kerry yang saat ini memimpin Komite Luar Negeri Senat. Kerry juga merupakan salah seorang politisi Demokrat papan atas. Ia dikalahkan George W. Bush dalam pemilihan presiden tahun 2004 silam.

Saingan terkuat Kerry kelihatannya adalah Dutabesar AS untuk PBB, Susan Rice, yang memiliki pengalaman lebih lama di Kementerian Luar Negeri.

Selain kedua nama itu, ada juga Deputi Menlu William Burns yang dianggap berpotensi dan memiliki kemampuan diplomatik yang sangat baik.

Siapapun yang akan menggantikan Hillary Clinton, pekerjaan Obama-Biden II dapat dibayangkan akan sangat sulit melihat sejumlah tantangan akhir-akhir ini.

Kepergian Hillary dari kabinet sebetulnya disayangkan oleh banyak kalangan, mengingat masih ada beberapa isu yang mengganjal akhir-akhir ini, seperti kasus Iran dan Suriah.

Juga kelanjutan dari Arab Spring Uprising yang terus mengintip kawasan Timur Tengah. Republik Rakyat China yang tampil semakin jumawa di panggung global juga perlu penanganan dari orang yang memiliki kemampuan dan jaringan ekstra seperti Hillary.[rmol]

Komentar