
Peureulak—Senjata api laras panjang kembali menyalak di Seunebok Punti, Peureulak Kota, Aceh Timur, Jumat (6/4) malam. Teungku Tarmizi, mantan Koordinator GAM eks Libya, digertak dengan desingan peluru yang ditembakkan berkali-kali dekat telinganya.
Informasi dikumpul Pikiran Merdeka menyebutkan, tiga orang mengendarai dua sepeda motor menjemput Tarmizi di rumahnya pada Jumat malam sekitar pukul 21.30 WIB. Dia dibawa ke sebuah warung di Seuneubok Punti. “Di depan sejumlah warga yang ada di warung itu, pelaku menembakkan senjata laras panjang di dekat telinga Tarmizi,” sebut sumber di lokasi kejadian, Sabtu (7/4).
Setelah itu, lanjut dia, pelaku langsung berlalu dari lokasi kejadian. “Tarmizi yang mengaku hampir tuli akibat desingan peluru dekat telinganya, ditinggalkan begitu saja. Tapi tak ada bekas luka tembakan di tubuhnya,” tambah sumber tersebut.
Jajaran Polres Aceh Timur yang menerima laporan tentang insiden itu menurunkan tim ke lokasi kejadian. “Pelaku berjumlah tiga orang, mereka mengendarai dua unit sepeda motor dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK 47,” kata Kapolres Aceh Timur AKBP Iwan Eka Putra yang memimpin langsung penyelidikan di lokasi penembakan.
Di lokasi kejadian, kata dia, pihaknya menemukan tiga selongsong peluru senjata api jenis AK 47 dan satu butir peluru yang tidak meletus. Dijelaskannya, satu butir selongsong ditemukan di badan jalan sekitar 50 meter dari warung dan dua selongsong serta satu butir peluru utuh ditemukan dekat pohon pisang, sekitar dua meter dari badan jalan.
“Sejauh ini kami belum mengetahui pelakunya, tapi saya yakin korban kenal dengan pelaku. Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas,” ujar Kapolres. Dia berharap semua elemen dapat menahan diri demi terciptanya situasi aman di Aceh.
Gambit Bertanggung Jawab
Usai insiden itu, seorang yang mengaku bernama Sukriadi alias Gambit menghubungi Pikiran Merdeka. Dia mengaku bertanggung jawab atas letusan senjata tersebut. “Tgk Tarmizi telah melakukan kesalahan besar yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang mantan pejuang Aceh,” katanya.
Dikatakannya, Tarmizi telah mengadu-domba sesama eks kombatan GAM selama berlangsungnya tahapan Pemilukada di Aceh. “Akibat perbuatannya telah terjadi saling bermusuhan, bahkan saling menyerang antara pendukung salah satu kandidat kepala daerah dengan pendukung lainnya,” kata pria yang mengaku Gambit itu.
Dia mengaku hanya sekedar menggertak agar tidak ada lagi upaya adu-domba sesama eks GAM. “Saya tidak bermaksud membunuh, dan saya tak ingin ada pertumpahan darah lagi di Aceh. Siapa saja yang menjadi pengkhianat dan merusak perdamaian Aceh apalagi mengadu-domba sesama orang Aceh akan berhadapan dengan saya, ingat itu!” tandas Gambit.[pm/isd]
daulat tuanku gambit!
Hamok laju, njoe zikir ka meunang, biek pang tibang ka lho ih beu abeh