PM, JAKARTA – Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso mengkritik polisi karena kurang persiapan saat menggerebek terduga bandar narkoba di Berlan, Matraman, Jakarta Timur, dua pekan lalu. Penggebekan itu berakhir dengan tewasnya seorang polisi sektor Senen dan seorang informan.
Budi menduga polisi meremehkan bandar narkoba karena hanya mengirim dua personel karena kurang informasi dan tak memetakan tempatnya. “Mereka berpikir kalau menangkap ibu-ibu mudah, jadi dikirimnya beberapa petugas saja,” ujar Budi pada Selasa, 26 Januari 2016.
Rumah di Jalan Slamet Riyadi 4 Kelurahan Kebon Manggis yang digerebek itu milik Yolanda, yang diduga bandar narkoba. Di dalam rumah, Brigadir Kepala Taufik Hidayat dan Inspektur Satu Hariadi Prabowo menemukan tiga orang sedang memakai narkoba jenis sabu di lantai satu, sedangkan dua lain sedang makan di lantai dua.
Taufik kemudian mengunci pintu rumah tersebut dari dalam. Saat hendak menyita barang bukti dan menangkap pelaku, tiba-tiba datang sekelompok orang yang tidak dikenal. Hariadi Prabowo yang berada di luar rumah diserang dengan parang.
Lebih-kurang 15 orang mendobrak pintu dari luar. Mereka menyerang Taufik dengan parang dan melemparinya dengan barang-barang yang ada dalam rumah.
Taufik dan seorang informan yang berada di dalam rumah terdesak. Mereka menyelamatkan diri dengan melompat ke luar jendela dan menceburkan diri ke Sungai Ciliwung yang berada di belakang rumah. Sedangkan pemakai narkoba dan pengeroyoknya melarikan diri.
Iptu Hariadi yang mengalami luka bacok di pinggang dan memar di mata kiri dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sedangkan Bripka Taufik Hidayat dan informan yang menceburkan diri ke Sungai Ciliwung dinyatakan tewas. [PM004]
Belum ada komentar